Lanjut ke konten

APA DAN BAGAIMANA MEMPELAJARI ANALISA VEGETASI

20 April 2009

Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan.

Prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar individu jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agar individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau pengabaian. Karena titik berat analisa vegetasi terletak pada komposisi jenis dan jika kita tidak bisa menentukan luas petak contoh yang kita anggap dapat mewakili komunitas tersebut, maka dapat menggunakan teknik Kurva Spesies Area (KSA). Dengan menggunakan kurva ini, maka dapat ditetapkan : (1) luas minimum suatu petak yang dapat mewakili habitat yang akan diukur, (2) jumlah minimal petak ukur agar hasilnya mewakili keadaan tegakan atau panjang jalur yang mewakili jika menggunakan metode jalur.

Caranya adalah dengan mendaftarkan jenis-jenis yang terdapat pada petak kecil, kemudian petak tersebut diperbesar dua kali dan jenis-jenis yang ditemukan kembali didaftarkan. Pekerjaan berhenti sampai dimana penambahan luas petak tidak menyebabkan penambahan yang berarti pada banyaknya jenis. Luas minimun ini ditetapkan dengan dasar jika penambahan luas petak tidak menyebabkan kenaikan jumlah jenis lebih dari 5-10% (Oosting, 1958; Cain & Castro, 1959). Untuk luas petak awal tergantung surveyor, bisa menggunakan luas 1m x1m atau 2m x 2m atau 20m x 20m, karena yang penting adalah konsistensi luas petak berikutnya yang merupakan dua kali luas petak awal dan kemampuan pengerjaannya dilapangan. Untuk lebih jelas bagan pekerjaan dapat dilihat pada gambar 1.

Sebagai contoh, hasil pengukuran KSA tumbuhan bawah dapat dilihat pada tabel 1. berikut ini :

picture11

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa penambahan jenis pada ukuran petak 8m x 16m sudah mencapai angka dibawah 5% (sesuai syarat Oosting, 1958; Cain & Castro, 1959), maka dapat ditetapkan bahwa luas petak ukur yang dapat mewakili komunitas pada rumput tersebut adalah adalah 8m x 16m atau 0.128 ha. Luasan ini bukanlah harga mutlak bahwa luas petak ukur yang harus kita gunakan adalah 0.128 ha, tapi nilai tersebut adalah nilai minimum, artinya kita bisa menambah ukuran petak contoh atau bahkan memodifikasinya karena yang harus kita perhatikan bahwa petak contohnya tidak kurang dari hasil KSA. Contoh untuk memudahkan pekerjaan dilapangan, sebaiknya ukuran petak tersebut berbentuk persegi, sehingga petak hasil KSA tersebut dapat diubah menjadi ukuran 12m x12m.

Jika sudah dapat ditentukan luas petak minimum, maka juga harus dapat ditentukan jumlah petak contoh keseluruhan. Hitungann sederhananya, tergantung kita menginginkan berapa luas total sampling yang kita inginkan. Sebagai contoh luas kawasan yang akan kita eksplorasi adalah 10 ha, ukuran petak contoh yang ditentukan 12m x 12m dan kita menginginkan intensitas sampling (IS) 5% (artinya, kita hanya akan mengukur 1% dari luas total 10 ha). Maka jumlah petak contoh yang harus kita gunakan adalah :

Dik : N = 10 ha

IS = 5% = 5% x 10ha = 0.5 ha

LPC = 12m x12m = 0.0144 ha

Ditanya : Jumlah petak contoh (n) ?

Jawab :

n = 0.5 ha / 0.0144 ha

n = 34.72

n = 35 petak

Hitungan diatas adalah perhitungan sederhana tanpa mempertimbangkan tingkat ketelitian dan tingkat eror pada pengambilan sampling.

picture2

Gbr 1. Bentuk Pertambahan Petak Kurva Spesies Area

Cara peletakan petak contoh ada dua, yaitu cara acak (random sampling) dan cara sistematik (systematic sampling), random samping hanya mungkin digunakan jika vegetasi homogen, misalnya hutan tanaman atau padang rumput (artinya, kita bebas menempatkan petak contoh dimana saja, karena peluang menemukan jenis bebeda tiap petak contoh relatif kecil). Sedangkan untuk penelitian dianjurkan untuk menggunakan sistematik sampling, karena lebih mudah dalam pelaksanaannya dan data yang dihasilkan dapat bersifat representative. Bahkan dalam keadaan tertentu, dapat digunakan purposive sampling.

Jika berbicara mengenai vegetasi, kita tidak bisa terlepas dari komponen penyusun vegetasi itu sendiri dan komponen tersebutlah yang menjadi fokus dalam pengukuran vegetasi. Komponen tumbuh-tumbuhan penyusun suatu vegetasi umumnya terdiri dari :

1. Belukar (Shrub) : Tumbuhan yang memiliki kayu yang cukup besar, dan memiliki tangkai yang terbagi menjadi banyak subtangkai.

2. Epifit (Epiphyte) : Tumbuhan yang hidup dipermukaan tumbuhan lain (biasanya pohon dan palma). Epifit mungkin hidup sebagai parasit atau hemi-parasit.

3. Paku-pakuan (Fern) : Tumbuhan tanpa bunga atau tangkai, biasanya memiliki rhizoma seperti akar dan berkayu, dimana pada rhizoma tersebut keluar tangkai daun.

4. Palma (Palm) : Tumbuhan yang tangkainya menyerupai kayu, lurus dan biasanya tinggi; tidak bercabang sampai daun pertama. Daun lebih panjang dari 1 meter dan biasanya terbagi dalam banyak anak daun.

5. Pemanjat (Climber) : Tumbuhan seperti kayu atau berumput yang tidak berdiri sendiri namun merambat atau memanjat untuk penyokongnya seperti kayu atau belukar.

6. Terna (Herb) : Tumbuhan yang merambat ditanah, namun tidak menyerupai rumput. Daunnya tidak panjang dan lurus, biasanya memiliki bunga yang menyolok, tingginya tidak lebih dari 2 meter dan memiliki tangkai lembut yang kadang-kadang keras.

7. Pohon (Tree) : Tumbuhan yang memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki satu batang atau tangkai utama dengan ukuran diameter lebih dari 20 cm.

Untuk tingkat pohon dapat dibagi lagi menurut tingkat permudaannya, yaitu :

a. Semai (Seedling) : Permudaan mulai dari kecambah sampai anakan kurang dari 1.5 m.

b. Pancang (Sapling) : Permudaan dengan tinggi 1.5 m sampai anakan berdiameter kurang dari 10 cm.

c. Tiang (Poles) : Pohon muda berdiameter 10 cm sampai kurang dari 20 cm.

Adapun parameter vegetasi yang diukur dilapangan secara langsung adalah :

1. 1. Nama jenis (lokal atau botanis)

2. 2. Jumlah individu setiap jenis untuk menghitung kerapatan

3. 3. Penutupan tajuk untuk mengetahui persentase penutupan vegetasi terhadap lahan

4. 4. Diameter batang untuk mengetahui luas bidang dasar dan berguna untuk menghitung volume pohon.

5. 5. Tinggi pohon, baik tinggi total (TT) maupun tinggi bebas cabang (TBC), penting untuk mengetahui stratifikasi dan bersama diameter batang dapat diketahui ditaksir ukuran volume pohon.

Hasil pengukuran lapangan dilakukan dianalisis data untuk mengetahui kondisi kawasan yang diukur secara kuantitatif. Dibawah ini adalah beberapa rumus yang penting diperhatikan dalam menghitung hasil analisa vegetasi, yaitu :

a. Indeks Nilai Penting (INP)

Indeks Nilai Penting (INP) ini digunakan untuk menetapkan dominasi suatu jenis terhadap jenis lainnya atau dengan kata lain nilai penting menggambarkan kedudukan ekologis suatu jenis dalam komunitas. Indeks Nilai Penting dihitung berdasarkan penjumlahan nilai Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi Relatif (FR) dan Dominansi Relatif (DR), (Mueller-Dombois dan ellenberg, 1974; Soerianegara dan Indrawan, 2005).

picture9

b. Keanekaragaman Jenis

Keanekaragaman jenis adalah parameter yang sangat berguna untuk membandingkan dua komunitas, terutama untuk mempelajari pengaruh gangguan biotik, untuk mengetahui tingkatan suksesi atau kestabilan suatu komunitas. Keanekaragaman jenis ditentukan dengan menggunakan rumus Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener :

picture3

dimana : H’ = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener

ni = Jumlah individu jenis ke-n

N = Total jumlah individu

a. Indeks Kekayaan Jenis dari Margallef (R1)

picture4

dimana :

R1 = Indeks kekayaan Margallef

S = Jumlah jenis

N = Total jumlah individu

a. Indeks Kemerataan Jenis

picture5

Dimana :

E = Indeks kemerataan jenis

H’ = Indeks keanekaragaman jenis

S = Jumlah jenis

Berdasarkan Magurran (1988) besaran R1 < 3.5 menunjukkan kekayaan jenis yang tergolong rendah, R1 = 3.5 – 5.0 menunjukkan kekayaan jenis tergolong sedang dan R1 tergolong tinggi jika > 5.0.

Besaran H’ < 1.5 menunjukkan keanekaragaman jenis tergolong rendah, H’ = 1.5 – 3.5 menunjukkan keanekaragaman jenis tergolong sedang dan H’ > 3.5 menunjukkan keanekaragaman tergolong tinggi.

Besaran E’ < 0.3 menunjukkan kemerataan jenis tergolong rendah, E’ = 0.3 – 0.6 kemerataan jenis tergolong sedang dan E’ > 0.6 maka kemerataaan jenis tergolong tinggi.

a. Koefisien Kesamaan Komunitas

Untuk mengetahui kesamaan relatif dari komposisi jenis dan struktur antara dua tegakan yang dibandingkan dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Bray dan Curtis, 1957 dalam Soerianegara dan Indrawan, 2005) :

picture6

dimana :

IS = Koefisien masyarakat atau koefisien kesamaan komunitas

W = Jumlah nilai yang sama dan nilai terendah ( < ) dari jenis-jenis yang terdapat dalam dua tegakan yang dibandingkan

a, b = Jumlah nilai kuantitatif dari semua jenis yang terdapat pada tegakan pertama dan kedua

Nilai koefisien kesamaan komunitas berkisar antara 0-100 %. Semakin mendekati nilai 100%, keadaan tegakan yang dibandingkan mempunyai kesamaan yang tinggi. Dari nilai kesamaan komunitas (IS) dapat ditentukan koefisien ketidaksamaan komunitas (ID) yang besarnya 100 – IS. Untuk menghitung IS, dapat digunakan nilai kerapatan, biomassa, penutupan tajuk atau INP.

Sebagai contoh, kita membandingkan tingkat permudaan semai hutan primer dengan hutan setelah ditebang dan dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :

Tabel 2. Nilai Kesamaan Kerapatan antara Hutan Primer dengan Hutan setelah ditebang pada tingkat Semai

picture7

Maka nilai kesamaan komunitas (IS) = ((2 x 55) / (224 + 84)) x 100%

= 35.71%

Nilai diatas menunjukkan bahwa antara kondisi primer dan setelah ditebang dari segi jumlah individu (kerapatan) hanya mempunyai tingkat kesamaan sekitar 35.71% artinya setelah dilakukan penebangan terjadi kehilangan jumlah individu sekitar 64.29%.

f. Indeks Dominasi

Indeks dominasi digunakan untuk mengetahui pemusatan dan penyebaran jenis-jenis dominan. Jika dominasi lebih terkonsentrasi pada satu jenis, nilai indeks dominasi akan meningkat dan sebaliknya jika beberapa jenis mendominasi secara bersama-sama maka nilai indeks dominasi akan rendah. Untuk menentukan nilai indeks dominasi digunakan rumus Simpson (1949) dalam Misra (1973) sebagai berikut :

picture8

Dimana :

C : Indeks dominasi

ni : Nilai penting masing-masing jenis ke-n

N : Total nilai penting dari seluruh jenis

Tulisan ini disadur dari buku : Soerianegara, I dan Andry Indrawan. 2005. Ekologi Hutan Indonesia. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

84 Komentar leave one →
  1. Ibrahim Hamzah permalink
    28 Mei 2009 10:27 am

    yang terbaru dari ini donk. kak boy..
    ilmunya dibagi bagi lah…
    d tunggu posting terbarunya. pak…
    kalau perlu tentang penelitian nya kak.. n_n

    • andre permalink*
      5 Juli 2009 3:22 pm

      thanx da mampir…
      iya, kemaren ke lapngan trus jadi ga sempat post tulisan terbaru….

  2. kiki permalink
    6 Juli 2009 5:51 pm

    saya sekarang lagi penelitian untuk skripsi saya tentang analisa vegetasi menggunakan petak tunggal dengan luas lahan 2,5 ha.tapi lahan tersebut setengah lahan sudah ditanami dengan tanaman budidaya, didalam pot lagi.trus setengahnya lagi cuma ada rumput ama akasia. tolong bantu saya menentukan minimal areanya dong…

    • andre permalink*
      8 Juli 2009 12:44 pm

      sudah sy bls k email anda….
      thanx da mampir

    • Prihanto permalink
      8 Desember 2018 10:02 am

      Pak boy tambah hebat..

  3. kiki permalink
    13 Juli 2009 12:44 pm

    saya sudag periksa email saya, tapi kok ga masuk y balasannya. tolong dong saya bener2 butuh bgt penjelasan dari anda…

    • andre permalink*
      14 Juli 2009 3:42 pm

      sudah sy kirim lagi…
      makasie…

  4. ita permalink
    13 Juli 2009 9:43 pm

    sukur deh ketemu bahan vegetasi

    • andre permalink*
      14 Juli 2009 3:41 pm

      moga tulisannya bisa membantu
      makasie….

  5. Naina permalink
    25 Juli 2009 9:16 pm

    Saya skrg mlaksnakan analisis vegetasi yaitu Nepenthes Borneo. Krn dsni sulit mencri literatur, jd saya sering brosing di’intrnet. Thank’s pempranx lengkap ttg analisis vegetasi, jd sgt membantu.

    • andre permalink*
      29 Juli 2009 7:01 pm

      oya…klo gitu sy ucapkan met penelitian-lah…
      moga sukses

      salam

  6. wanita permalink
    5 Agustus 2009 11:57 am

    ka’ apakah rumus diatas tentang perhitungan banyaknya petak contoh yang dibuat dalm 10 ha adalah 35 petak merupakan acuan dasar ? masalanya begini ka’ teman saya penelitian mengenai pengaruh perambahan terhadap kondisi vegetasi, trus dia nggambil beberapa petak contoh saja, yang dekat dengan lokasi permbahan dan jauh dari lokasi perambahan. yang dekat lokasi perambahan ada 2 petak dengan pertimbangan tanamannya komba-komba, kemudian yang jauh dari perambahan ada 3 petak ka’ dan komponen vegetasinya lebih bervariasi? bagaimani ka’ tidak apa2jie kah kalau hanya jumlah petek itu?

    • andre permalink*
      5 Agustus 2009 5:41 pm

      sudah sy balas ke email kamu
      thanx sudah mampir….

  7. dee permalink
    27 Agustus 2009 8:36 am

    thanks postingannya…informatif, simple, bhsnya mudah dicerna.

    • andre permalink*
      27 Agustus 2009 1:49 pm

      thanx ya da mampir..

  8. Rizal mokoginta permalink
    7 Oktober 2009 10:21 am

    Saya skrang lgi penelitian, judul skripsi saya tentang keragaman jenis pohon dan tiang d cagar alam. Saya minta bantuan.. Yang saya tanyakan gimana nyusun hasil dan pembahasannya??

  9. 29 Oktober 2009 12:00 pm

    makasih…makasih…makasih….
    bermanfaat boanget buat saya yang di geografi….
    trism’s ya….

    • 29 Oktober 2009 1:04 pm

      sama-sama karna sudah berkenan untuk mampir..

  10. Epzz permalink
    29 November 2009 11:44 pm

    mantab……
    thx yap infonya…
    butuh bgt ne all info about anveg…
    kl ms ad bgi2 ilmu la..k email q yach…

    • 30 November 2009 9:32 pm

      makasi udah mampir
      seepp…demi ilmu pasti akan di bagi

  11. niechi valentino permalink
    12 Desember 2009 2:30 pm

    siang bg boy…
    wah br tw nich bg boy punya sejenis blog bwt berbagi ilmu…
    bagi ilmu yg lain bg boy…

    • 14 Desember 2009 8:38 pm

      thnx chi atas kunjungannyaa
      sering2 mampir aja

  12. Memey permalink
    13 Januari 2010 7:12 pm

    Infox bagus baget bwt tugas sy.
    Thx yo

    • 19 Januari 2010 2:34 pm

      terimakasi udah berkenan mampirr

  13. Helen permalink
    16 Maret 2010 12:27 pm

    Wah makasih yaa… baca tulisannya jadi ingat pelajaran dulu, bisa dibilang ini sudah rangkuman juga nih… di tunggu yaa bahan yang lainnya…

  14. Lio permalink
    22 Maret 2010 9:47 am

    sepengetahuan saya untuk komponen vegetasi itu frekuensi, dominansi dan kerapatan. apa itu termasuk dalam ke tujuh komponen di atas yah??? tolong penjelasannya

  15. Agha permalink
    24 Maret 2010 9:28 am

    makasih buat tulisannya boy..sangat membantu dalam penulisan skripsi gw.

  16. risma chenko permalink
    11 April 2010 8:28 am

    wah….pas bgt mas.
    q minta d beri tahu tentang briket kotoran sapi donk mas, q dah nyoba n berhasil tapi masih kurang mantap ttg kandungannya trus perbandingan dengan energi lain semcam elpigi n minyak tanah..
    tolong q d kasih tahu ya mas, makasih

  17. Hudiah permalink
    17 April 2010 10:59 am

    Thank’s atas infonya..
    Cz. saya mo kuliah lapangan minggu.. minggu ini.. n_n

  18. Mukhlisi_BPTP Samboja permalink
    27 April 2010 8:11 am

    thanks infonya…btw, kalo teknik kurva spesies area bisa dipakai untuk hutan mangrove yang cenderung sedikit keragamannya gak?…trus sebenarnya berapa sih intensitas sampling yang ideal untuk tiap luasan kawasan hutan yang sudah diketahui dari awal…?

  19. egha permalink
    9 Mei 2010 6:48 pm

    makasih bwt infony.. sangat membatu bwt analisis vegetasi yang saya lakukan.

  20. dali permalink
    12 Juni 2010 4:23 pm

    bisa minta contoh soal untuk menghitung inp gk ya ?
    atau cara menghitungnya

  21. 16 Juni 2010 11:53 pm

    terima kasih sudah ditulis ulang kembali dan dengan bahasa yang mudah untuk dimengerti.

    saya punya fotokopiannya Pak Soerianegara dan Pak Indrawan tentang Ekologi Hutan. Tapi, ya ampun… susah sekali untuk dibacanya karena sudah banyak kata-kata yang kabur hilang ditelan jaman. hahaha…

    Oia, saya juga sedang skripsi.

    Mohon doanya saja lah, semoga lancar dan dilancarkan…

    • 17 Juni 2010 8:31 am

      trima kasih kembali sudah mampir mas
      smoga nulis skripsinya lancar mas

  22. 16 Juli 2010 4:41 pm

    thank’s inpoh nyahh… 😀 buat bikin laporan.. hhaiii
    salam rimbawan…^^

  23. Dahlia permalink
    4 September 2010 5:40 am

    Ass. Kak saya sedang melakukan penelitian mengenai analisa vegetasi, tetapi saya bingung kenapa saya harus menggunakan 5 petak contoh apakah 3 petak contoh saja tidak cukup?
    kemudian mengapa INP maksimum untuk tingkat pohon dan tiang itu 300% dan tingkat semai dan pancang 200%? terimakasih ya Kak atas bantuannya. semoga ilmunya bermanfaat

    • 4 September 2010 12:11 pm

      sudah sy balas lewat email km.
      thnx

  24. Deni Ridwan F permalink
    12 Oktober 2010 7:59 am

    salam rimbawan ka Boy…
    saya lg penelitian kak boy waktunya sangat mepet sekali…
    mau inven hutan lindung desa yah dapat dikatakan hutan alam karena tidak terjamah oleh masyarakat.
    apakah bisa tidak dengan sensus, dengan luasan 4 ha kira2 saya harus berapa petak contoh yang di ambil kalau ukuran petak 20×20
    terimakasih kak boy
    hidup terus rimbawan

    • 25 Oktober 2010 2:35 pm

      sudah saya balas lewat email sodara..
      terimakasih

  25. Yusi permalink
    20 November 2010 7:54 pm

    Thanks info nya. Buku Ekologi Hutan Indonesia bisa didapet dimana ya ? Punya hasil riset analisis vegetasi di lahan gambut yang hutan sekunder gak ? Saya baru mau belajar analisis vegetasi. Terima kasih.

  26. RONY permalink
    19 Desember 2010 2:06 pm

    thank’s ataz info’a..

  27. nTang permalink
    23 Desember 2010 12:10 pm

    sy mw tnya soal pengukuran penutupan tajuk tingkat semai.mohon dibantu yaa..tenkyuu ^^

  28. 4ly permalink
    2 Januari 2011 8:31 pm

    boleh nanya ga..???

    dalam mencari indeks nilai penting (dalam hal ini vegetasi rumput-rumputan), apakah kita perlu menghitung dominansi relatifnya lagi…??

    mohon bantuannya, bang….

    makasih ya…
    suxes slalu…

  29. 3 Januari 2011 7:02 pm

    @4ly : trimakasi atas kunjungannya,
    sudah sy balas via email. Mhn maap pabila kurang menjawab.
    Salam

  30. edi permalink
    28 Maret 2011 12:33 pm

    kalau metode line transek untuk 3 tipe hutan talun, produksi campuran dan lindung cocok tidak. dan bagaimana line transek dilaksanakan.makasih ditunggu infonya

  31. mega risqi utami permalink
    17 April 2011 6:34 am

    bagus sekali,, tapi yang disayangkan adalah setiap data atau tulisan yang diperoleh tidak ditulis tinjauan pustaka darimana asal kutipan tersebut

  32. 6 Juni 2011 10:28 am

    Makasih ya kak,,,tulisannya ngebantu banget…n,n

  33. ncs permalink
    13 Juli 2011 6:06 pm

    thanks buat infony..

    salam rimba!

    http://dendodaus.blogspot.com

  34. febie permalink
    18 Juli 2011 5:47 pm

    saya sekarang lagi penelitian dan sudah mengambil datanya ke lapangan penelitian saya ttg pendugaan simpanan karbon pada tumbuhan bawah dan serasah pada hutan/ tegakan eukaliptus…dan saya juga pengen menghitung INP nya…bantu saya dunk dalam pembahasaan…thanxx

    • Agustinus permalink
      22 Juli 2015 4:22 pm

      Berarti km sdh lulus…

  35. yulia trisma yanti permalink
    19 Oktober 2011 9:04 pm

    mksih ya dach ksih bhan bwat bkin makalah na….
    alhamdullillah klw prtkum tntag analisis vegetasi udh,,,,
    sx ge mksih….

  36. ibrahim permalink
    27 Oktober 2011 12:49 am

    gan minta dibahas tentang indeks brillouin dong

  37. Indrea permalink
    29 Februari 2012 3:40 am

    please donk kk…..
    aq lg penelitian keragaan tanaman kelapa sawit di lahan gambut….
    boleh mohon bantuannya kaka??
    pleaseeeee bingung stengah mampusss….thx kk… 🙂

  38. 4 Maret 2012 5:56 pm

    nice posting sob,
    ada bbrp hal yg ingin saya tanyakan.
    1. mengenai jumlah minimal plot, jika kita melakukan anveg di taman nasional yang tentu saja luasnya bukan main, lbh dr 10rb ha. nah brp jmlh plot yg layak kita buat? jika mengacu pada rumus diatas maka hidup kita hanya habis buat ngeplot aja
    2. berapa persen intensitas sampling yg layak diterima sbg hsl penelitian ?
    3. sy pnah membaca buku (lupa penulisnya) mengatakan bahwa luas minimum plot dg menggunakan kurva penambahan spesies itu tdk layak diterapkan di hutan tropis, krn seberapapun plot diperbesar, maka jumlahnya akan terus bertambah. oleh sebab itu bbrp peneliti menggunakan ukuran standar 20×20 untuk plot phon. bagaimana pendapat anda ? krn sy msh bingung dg perbedaan pendapat ini
    3. sy pernah hitung indeks keanekaragaman (H) pd lokasi yg berbeda, dg jumlah individu yg berbeda knp H bisa memiliki nilai yg sama ? ktika sy hitung IS, kdua komunitas itu jauh berbeda dg IS < 4
    4. apa bedanya indeks dominansi dan evenes, bukankah keduanya sama2 menggambarkan ada tidaknya dominasi ? trus indeks keanekaragaman dan kekayaan, bukankah keduanya juga sama2 menggambarkan keanekaragaman ?
    sementara itu saja, mungkin nanti klo bingung sy nanya lg
    terimakasih

  39. 10 Maret 2012 2:18 pm

    kak, ini fina.
    yuhuuu blog nya yg ini berguna banget buat laporan ekologi. hhe 😀

  40. marsiyana permalink
    20 Maret 2012 10:37 am

    kak salam kenal,,
    saya lg menyusun skripsi ne,, judul analisis vegetasi tingkat pohon,, saya belum dapat buku2 pendukung nya,, apa boleh saya minta buku2 pendukungnya???

  41. sandy permalink
    17 Mei 2012 7:51 am

    kak, bleh d’jlaskn lgi tntang kurva spesies area… thank’s

  42. 10 Juli 2012 1:28 am

    salam lestari
    thank dah nuliskan tentang anveg
    kalo bsa d perbaharui lgi boy

  43. BCR permalink
    11 Juli 2012 9:43 pm

    mantab blogx, membantu skali…

  44. 24 Juli 2012 6:11 am

    bisa ngak, law di kasih salah satu contoh perhitungan menggunakan indeks keragaman shannon

    • Agustinus permalink
      22 Juli 2015 4:19 pm

      Pakai microsoftexcel genk…

  45. astri permalink
    28 Agustus 2012 5:01 pm

    maaf ijinnya nyusul, barusan copas untuk belajar lagi…. makasih y…

  46. mahfud permalink
    26 November 2012 8:11 am

    bos mau tanya…
    klw rumus indeks keseragaman kayak gini ada gak ya..????
    e = Ln/log

    tlong sertakan sumber aslinya ya bos…
    matur suwun sangat…

  47. 15 Maret 2013 3:59 pm

    Met sore sobat. Makasih bnget infonya. Saya betul2 blank tentang indeks shanon. Klo bisa tolong dijelaskan ttg c ar a menyelesaikan indeks shanon. Nilai dri “pi” sdh sy dptkn. Sy bingung bagaimana mendapatkan ” 1n pi”. Terima kasih sebelumnya

  48. ningsih permalink
    15 Juni 2013 3:03 am

    Kenapa INP jarang digunakan pada makrozoobentos, sering dipaka pada analisa vegetasi aja??

  49. imam yudi permalink
    27 Juni 2013 12:21 pm

    ka,mau tanya.kenapa dalam penelitian keragaman selalu menggunakan indek shannon-wiener?

  50. nano permalink
    26 September 2013 3:38 pm

    Ini sangat bermanfaat sekali mas.. kebetulan saya lagi mau penelitian tentang struktur komunitas ekosistem mangrove yg kebetulan sya menggunakan rumus2 diatas, sya mau nanya kan dalam pembuatan petak (plot) masing2 ukuran pohon kan berbeda2 antara semai, tiang pohon dsb. kalo untuk kriterianya dikatakan tinggi,sedang dan rendah, apakah untuk semua ukuran pohon sama, antara semai, pohon, tiang dsb? tolong infonya ya mas… thanks…

    • 2 November 2013 8:24 pm

      terimakasih kk atas infonya tentang indek kesamaan sangat membantu dlm p”buatan skripsi q 🙂

  51. Miftachudin permalink
    11 November 2013 8:05 am

    terima kasih pak… moga ilmu’y bermanfaat

  52. alfian permalink
    3 Desember 2013 3:04 pm

    mau numpang nya ni gan kalau rumus sorensen buat kesamaan 3 lhan gimana tu???

  53. chris permalink
    5 Januari 2014 11:01 am

    Bagaimana dgan peletakkan jalur secara acak…apakah emang da sumbernya kak..trims

  54. 27 Juni 2014 11:28 pm

    Ini dia yang sya cari…. mau nanya mas kebetulan saya lagi penelitian tentang strutur komunitas hutan. dengan parameter yang saya teliti yaitu, kerapatan, keanekaragaman dan dominansi? pertanyaannya (1) Kan di tulisan mas tadi bahwa INP digunakan utk menetapkan dominansi suatu jenis, dan saya di sini tidak menghitung INP’y, untuk mendapatkan nilai dominansi’ya sya langsung dengan menggunakan rumus simphson, ini gimana apakah yang saya uji benar atau salah? (2) kata Dominasi dengan dominansi kata yang sama atau dua hal yang berbeda? tolong dibagi pengetahuannya ya : ) Terimakasih.

  55. 15 Januari 2015 11:36 pm

    kalau luasnya 11,103.65 ha, berpa untuk intensitas seplingnya ?

  56. rarapotter23 permalink
    13 Maret 2015 4:17 pm

    Reblogged this on Rara Potter's Paradise and commented:
    Noted it

  57. Agustinus permalink
    22 Juli 2015 3:14 pm

    Thanks…
    saya mau basrtanya pada semua yang membaca Dan yg membuat blog ini…
    Angka Atau Nilai kisaran Indeks keanekaragaman Jenis shanon wienner berapa???

    dari 0,.. sampai berapa????

  58. Ghina permalink
    25 April 2016 10:03 pm

    Permisi boleh brtany saya sedang pnltian anveg di tepi danau luasan 25 ha.. baiknya dibuat minimal brp plot sampel supya dpt mewakili. Saya memakai kombinasi metode jalur dan garis berpertak dengan memtong Situ/danau. Thanks

  59. Ghina permalink
    25 April 2016 10:03 pm

    Permisi boleh brtany saya sedang pnltian anveg di tepi danau luasan 25 ha.. baiknya dibuat minimal brp plot sampel supya dpt mewakili. ??Saya memakai kombinasi metode jalur dan garis berpertak dengan memtong Situ/danau. Thanks

  60. anshori permalink
    25 Mei 2016 5:02 am

    Terima kasih Pak…tulisanya sangat membantu sekali,,,,klo bingung nt sy copy darat yaa….Pak

  61. fanny azzahra permalink
    23 Februari 2017 8:38 am

    makasih mas, ilmunya sangat bermanfaat, oh ya, mau tanya kalau penentuan persentase untuk sampling dari keseluruhan luas area, berapa persen?

  62. 2 Oktober 2018 12:59 am

    Mohon bantuannya .. Saya kurang faham mengenai pencarian frekuensi dan dominansi
    . Dilihat dari rumus diatas bahwa kurang lebih sama, dimana frekuensi adalah jumlah tanaman dibagi luas petak ukur.. Sedangkan dominansi jumlah luas bidang dasar suatu jenis dibagi jumlah areal sampel
    . Saya kurang memahami untuk pencarian dominansi, yakni pengertian “Jumlah luas bidang dasar” dan “Luas areal sampel” itu didapat darimana ya 🙏
    . Mohon pencerahannya

Trackbacks

  1. indeks Nilai Penting ( INP ) dan analisis vegetasi ( Anveg ) « _:~p0entjaPr4ka5a~:_
  2. KONDISI VEGETASI PADA LINGKUNGAN WILAYAH YANG BERBEDA ( ANALISIS VEGETASI ) « U_Miia04 'Blog

Tinggalkan Balasan ke Jalaluddin RUmi Prasad Batalkan balasan